Detiknews.id Surabaya – Universitas Airlangga (UNAIR) mulai menggelar Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) pada hari ini, Selasa (4/30/2024). Sebanyak 14.516 calon mahasiswa mulai mengikuti UTBK di UNAIR.
UNAIR Sebagai salah satu pusat UTBK nasional, telah mempersiapkan sejumlah fasilitas terbaik agar seluruh peserta UTBK bisa menjalani tes dengan nyaman. Untuk pelaksanaan dibagi menjadi 2 Gelombang pertama pada 30 April 2024 dan 2-7 Mei 2024. Gelombang kedua 14-15 Mei 2024.
Wakil Rektor Bidang Akademik, Kemahasiswaan, dan Alumni Prof Bambang Sektiari Lukiswanto Drh DEA menjelaskan lokasi UTBK tersebar di Kampus Dharmahusada A, Kampus Dharmawangsa B, dan Kampus MERR C.
“UTBK di UNAIR akan berlangsung selama dua gelombang. Gelombang pertama pada 30 April 2024 dan 2-7 Mei 2024. Gelombang kedua 14-15 Mei 2024,” tuturnya.
Menurutnya, terjadi peningkatan jumlah pendaftar untuk Vokasi dalam UTBK kali ini.
“Mengingat, peserta dapat memilih maksimal empat prodi, dua di antaranya harus vokasi, program studi D3 atau D4,” ujarnya di Gedung Nanizar, Ruang Sidang Lantai 2, Kantor Manajemen, Kampus MERR-C,” jelasnya.
Untuk sistem Pembobotan, melalui saluran daring Zoom, Rektor UNAIR Dr Mohammad Nasih SE MT Ak menjelaskan, dalam sistem penilaian UTBK tahun ini, terdapat pembobotan. Sehingga, pembobotan itu menyebabkan perbedaan penilaian pada setiap soal.
“Berkaitan dengan penilaian, jadi mungkin nanti akan ada perbedaan (di tiap soal, Red) karena sistem pembobotan. Misal dari 100 soal, saya benar 75 berarti nilai saya pasti 750? Nah, tidak seperti itu perhitungannya dan menurut saya ini harus diluruskan,” ucapnya.
Prof Nasih menambahkan, pembobotan dalam sistem UBTK tahun memiliki nilai yang berbeda-beda. Pembedaan nilai itu berdasar tingkat kesulitan dari setiap soal. Karena itu, sangat mungkin bahwa peserta yang memiliki jumlah soal benar yang sama memiliki nilai yang berbeda.
“Pada beberapa tahun terakhir memang ada perbedaan penilaian pada setiap soal, bergantung dari tingkat kesulitannya. Karena itu, jika ada teman yang sama-sama soal benarnya 75, mungkin nilainya tak akan sama. Karena distribusi soalnya mungkin beda,” ujarnya.
Mengenai system baru itu, lanjut Prof Nasih, masyarakat perlu mengetahui hal tersebut. Agar, tidak muncul kesalahpahaman di antara sesama peserta UTBK. “Ini penting untuk diketahui masyarakat dan perlu untuk disosialisasikan. Agar tidak terjadi gebyah uya bahwa kalau soal benarnya 75 pasti nilainya 75 juga,” tambahnya.
Prof Nasih juga berharap UTBK harus berjalan fair dan tanpa kecurangan. Pihaknya juga memastikan pelaksanaan UTBK di UNAIR sesuai aturan. Dan, panitia telah menyiapkan sejumlah Langkah-langkah antisipasi untuk mencegah terjadinya kecurangan selama UTBK.
“Ada banyak peraturan yang harus diikuti kawan-kawan peserta, terutama khususnya soal kecurangan. UNAIR dikenal sebagai penyelenggara tes yang kredibel dan itu penting karena penyelenggaraan UTBK yang bagus sangat menentukan nasib banyak orang,” katanya.
Prof Nasih juga menekankan bahwa tak boleh ada hak peserta yang terampas karena ada kecurangan yang peserta lain lakukan. Karena itu, ia menegaskan bahwa UNAIR akan selalu berusaha untuk menjaga agar pelaksanaan UTBK bisa berjalan dengan jujur dan penuh integritas.
“Jangan sampai ada peserta yang curang dan kemudian merampas hak mereka yang pintar. Sehingga menjaga agar proses UTBK tetap kredibel dan fair itu selalu menjadi konsen kami di UNAIR,” pungkasnya. (M9)
Komentar