TNI Polri Siaga Amankan Kunjungan Paus Fransiskus dan ISF 2024

Operasi Tribrata Jaya 2024

Detiknews.id Jakarta – TNI Polri siap dalam pengamanan kunjungan Paus Fransiskus dan kegiatan International Sustainability Forum (ISF) 2024. Terkait ini, digelar apel pasukan kesiapan personil gabungan dan alat kelengkapan pengamanan.

Operasi Tribrata Jaya 2024, sebanyak 4.730 personel dari Mabes Polri maupun dari Polda Metro Jaya. Siaga untuk pengamanan akomodasi rombongan Paus Fransiskus, para delegasi, objek kegiatan, pengawalan, pengamanan rute hingga pengamanan parkir.

Selain itu, Indonesia juga menjadi tuan rumah event internasional lainnya seperti Indonesia Afrika Forum (IAF) ke-2 dan High Level Forum on Multi Stakeholder Partnership (HLF MSP) di Bali.

Komjen Pol Imam Widodo, Dankorbrimob Polri selaku Kaops Operasi Tribrata Jaya 2024. Membacakan amanat Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dalam apel gelar pasukan.

“Pada hari ini kita melaksanakan operasi Tribrata Jaya 2024 dalam rangka kunjungan Paus Fransiskus dan kegiatan ISF 2024, dapat berjalan dengan aman tertib dan lancar,” kata Imam di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Senin (02/09/2024).

Imam menuturkan, kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia memiliki makna yang sangat penting, khususnya terkait dengan penguatan kerukunan hidup antar umat beragama yang perlu terus dijaga dan dikembangkan bersama.

“Sebagaimana kita ketahui rencana kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia sejak tahun 2020. Namun, rencana ini tertunda akibat pandemi covid-19 di seluruh dunia. Sehingga, Kemenlu RI secara resmi mengumumkan bahwa Paus Fransiskus akan mengunjungi Indonesia. Pada tanggal 3 sampai dengan 6 September 2024, di Jakarta, ” katanya.

Imam mengatakan, selama di Indonesia Paus Fransiskus akan melaksanakan beberapa kegiatan. Diantaranya dengan Presiden RI, pertemuan dengan otoritas civil society dan diplomatik, pertemuan dengan Imam Besar Masjid Istiqlal dan tokoh-tokoh agama lainnya serta perayaan Misa Akbar bersama umat Katolik di GBK.

“Kita dipercaya untuk  pengamanan terhadap 2 kegiatan sekaligus. Tentunya  memiliki dinamika berbeda dalam pelaksanaannya. Namun, harus tetap menunjukkan kinerja dan pengabdian terbaik. Semua yang hadir di sini harus bangga menjadi bagian dari sejarah untuk melakukan pengamanan peristiwa yang sangat penting bagi bangsa Indonesia,” jelasnya.

Lanjut Imam, pihaknya akan menerapkan pola pengamanan sinergi dengan TNI dan komponen pengamanan lainnya. Rencana operasi sudah disusun dan distribusikan, menjadi acuan pelaksanaan tugas pengamanan. Petunjuk dan arahan juga sudah dilakukan melalui rapat koordinasi dan surat telegram.

“Kita sudah laksanakan latihan pra operasi. Harus menyiapkan semaksimal mungkin mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendaliannya,” katanya.

Menurutnya, Polri memiliki sumber daya yang cukup, baik personel maupun sarana dan prasarananya. Kepercayaan pemerintah terhadap Polri menjadi bagian dari pengamanan event yang sangat penting. Ini dimaknai dengan pelaksanaan tugas pengamanan sebaik-baiknya.

“Kita tidak boleh under estimate, waspada setiap potensi ancaman sekecil apapun yang dapat mengganggu jalannya kegiatan pengamanan internasional. Seluruh pengamanan ini merupakan pertaruhan kredibilitas negara di dunia internasional,” katanya.

Ditambahkan, ini momen menunjukkan jati diri Polri kepada masyarakat dan dunia internasional. Polri sebagai sosok yang humanis, melindungi, mengayomi dan melayani masyarakat tanpa pamrih dan pandang bulu.

“Operasi ini mengedepankan kegiatan preemtif preventif didukung kegiatan gakkum, siber, interpol dan kehumasan dalam rangka pengamanan rangkaian kegiatan kunjungan Paus Fransiskus dan ISF,” ucapnya.

Kepada seluruh Kasatgas, Kasubsatgas dan para perwira pengendali di lapangan agar mampu menentukan langkah dan upaya yang lebih proaktif dan aplikatif.

Serta, dapat menentukan penanganan yang tepat, efektif dan efisien. Dalam mengatasi setiap permasalahan dan hakikat ancaman yang ada, sesuai dengan situasi dan kerawanan yang ada dan sesuai dengan ploting penugasan masing-masing.

Ia pun menyampaikan beberapa hal yang menjadi perhatian anggota dalam pelaksanaan pengamanan kunjungan Paus Fransiskus dan ISF 2024. Antara lain :

Pertama, siapkan mental dan fisik yang dilandasi komitmen moral dan disiplin kerja yang tinggi dalam memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat. Hindari sikap dan tindakan tidak simpatik, arogan yang tidak mencerminkan karakter pelindung pengayom dan pelayan masyarakat.

Kedua, lakukan detektsi dini dengan mengoptimalkan peran fungsi intelijen untuk mengetahui dinamika dan fenomena yang berkembang di masyarakat. Sehingga dapat diantisipasi sedini mungkin setiap permasalahan yang berpotensi menimbulkan gangguan kamtibmas.

Ketiga, laksanakan tugas pengamanan dengan penuh kebanggaan, tanggung jawab yang tinggi dan tampilkan jati diri Polri.  Sebagai sosok pelindung, pengayom, dan  pelayanan masyarakat.

Keempat, bersama TNI dan stakeholders untuk bahu membahu melaksanakan tugas ini. Sehingga seluruh rangkaian kegiatan dapat berjalan dengan aman tertib dan lancar.

Kelima, tetap waspada dan siap siaga terhadap kemungkinan aksi teror dan aksi kriminalitas maupun bencana.

Keenam, siapkan skala sumber daya organisasi menghadapi aksi teror, kriminalitas dan bencana yang dapat menimbulkan kegagalan operasi.

Ketujuh, dapat bertindak cepat dan melakukan tindakan kepolisian guna memberikan rasa aman dan nyaman kepada rombongan Paus Fransiskus maupun peserta atau delegasi ISF dan masyarakat.

Kedelapan, waspadai potensi ancaman sekecil apapun yang dapat mengganggu pelaksanaan seluruh kegiatan baik di akomodasi, rute perjalanan, tempat kegiatan maupun objek-objek lain yang akan dikunjungi.

Kesembilan, lakukan langkah dan upaya yang lebih proaktif dan implementatif guna menentukan strategi pengamanan yang tepat efektif dan efisien. Seperti dilokasi akomodasi, rute perjalanan, objek kegiatan maupun objek lainnya yang dikunjungi sehingga permasalahan dapat diatasi.

Sepuluh laksanakan penegakan hukum secara profesional dan proporsional serta bertindak tegas namun humanis terhadap pelanggaran hukum yang berpotensi menimbulkan gangguan kamtibmas dan kamseltibcarlantas.

Sebelas, maksimalkan penyelenggaran operasional dengan memanfaatkan peralatan dan sarana prasarana yang didukung dengan teknologi informasi modern dan terintegrasi.

Sementara itu, Pangkogabwilhan I Laksamana Madya TNI Agus Hariadi mengatakan, TNI akan mengerahkan sebanyak 4.300 personel dengan standar kekuatan alutsista yang sudah ada standarnya.

“Selain kehadiran Paus, kegiatan ISF yang menghadirkan pejabat negara luar setingkat Presiden atau Perdana Menteri. Ini sudah ada standarnya, yang menempel dari Paspampres sudah ada protapnya. Kita masih menunggu kepastian berapa pejabat selevel presiden atau PM hadir jadi 1 paket. Seandainya satu Kepala Negara, berapa tim yang akan digelar,” pungkasnya. (M9)

Komentar

Berita Terkait