Detiknews.id Surabaya – Polres Pacitan ikut peduli Disabilitas, ini dalam rangka Hari Disabilitas Internasional. Kapolres Pacitan AKBP Wildan Alberd didampingi Ketua Bhayangkari, Ny Lina Wildan bersama anggota menggelar kegiatan Bakti Sosial (Baksos). Kegiatan dihadiri puluhan siswa Difabel dari Sekolah Luar Biasa (SLB) YKK di Desa Sumberharjo, Kecamatan Pacitan. Selanjutnya memberikan santunan kepada para Tunanetra di Desa Borang, Kecamatan Arjosari.
Bakti sosial berupa santunan, paket sembako, buah-buahan dan sejumlah uang saku. Diserahkan kepada Sekolah Luar Biasa YKK di Desa Sumberharjo, Kecamatan Pacitan. Hal ini disambut dengan baik, kegiatan diisi dengan penampilan kreasi musik angklung dari para siswa juga buah puisi karya Deoval Fikri Premadhana. Cinderamata berupa lukisan karya seorang siswa SLB, Nia Virawati diberikan kepada Kapolres Pacitan.
Kepala SLB YKK Pacitan, Toto Handoyo dalam sambutannya, mengungkapkan rasa gembira atas kepedulian Polres Pacitan. Meski dalam keterbatasan, namun dari tahun ke tahun para lulusannya banyak yang sukses masuk ke dunia industri bahkan ada yang menjadi ASN.
“Ini merupakan bukti bahwa mereka bisa meraih mimpi sebagaimana masyarakat pada umumnya,” tuturnya.
“Alhamdulillah, terima kasih Kapolres Pacitan dan jajaran atas kunjungannya, sekolah kami sudah berdiri sejak tahun 1974 silam, kami tak pernah membedakan siswa berkebutuhan khusus, karena mereka sangat istimewa dan mampu berkompetisi di dunia kerja,” tambahnya.
Beranjak ke tempat selanjutnya, yakni di Desa Borang, Kecamatan Arjosari. Polres Pacitan menyerahkan paket bantuan sosial berupa sembako dan buah-buahan juga sejumlah uang kepada sebuah keluarga penyandang difabel sejak lahir guna meringankan beban kebutuhan. Meski dalam keterbatasan, raut muka mereka tampak ceria menunjukkan sikap optimistis dalam menjalani hidup.
Selain itu, Polres Pacitan juga menyambangi rumah pemuda penyandang tuna netra, Awi Muktaza (21), warga RT 01/RW 02, Desa/ Kecamatan Arjosari.
Meski memiliki keterbatasan penglihatan sejak lahir, Awi memiliki kelebihan yang tak dimiliki orang lain, yakni hafal Alquran 30 juz. Dia adalah putra dari Suhardi (43) yang bekerja sebagai pencari ikan di Sungai Grindulu.
Meski hidup sederhana, Awi juga memiliki bakat dan kemampuan olah suara dalam melantunkan ayat-ayat Allah. Suaranya yang merdu, ia kerap diundang di sejumlah kesempatan, seperti hajatan dan acara keagamaan.
Tak hanya itu, pemuda difabel yang pernah nyantri di Pondok Tremas itu juga lihai bermain musik, alat kesukaannya adalah keyboard orgen tunggal.
“Alhamdulillah, hari ini kami dan Bhayangkari ditemani anggota melakukan giat baksos di tiga tempat, kegiatan ini merupakan bentuk kepedulian Polisi kepada masyarakat, khusus penyandang disabilitas,” kata Kapolres Pacitan, AKBP Wildan Alberd.
Dari giat baksos tersebut, menurut Wildan terdapat sebuah nilai yang dapat dipetik pelajaran bagi semua orang. Meski memiliki keterbatasan fisik, namun ternyata mampu menjalani hidup lebih semangat, bahkan berprestasi.
“Kita mesti bersyukur, mereka yang fisiknya terbatas saja bisa melakukan banyak hal. Tadi saya lihat sendiri, siswa SLB membuat puisi menyentuh hati juga tuna netra tapi hafal Alquran 30 juz, pandai main musik lagi,” terangnya usai Giat baksos Polres Pacitan peduli disabilitas,” pungkasnya. (M9)
Komentar