Detiknews.id Surabaya – Ikatan Istri Dokter Indonesia (IIDI) Cabang Surabaya kembali menyelenggarakan Talkshow Kesehatan. Menghadirkan narasumber pakar kesehatan yaitu, dr. Arief Bakhtiar, SpP(K), FAPSR dan dr. Dwi Hari Susilo, Sp.B(K)Onk-KL. Kegiatan Talk Show ini bekerjasama dengan PT Debindo Mitra Tama. Kegiatan Talk Show Kesehatan berada di Exhibition Hall Grand City Surabaya.
Ketua IIDI Cabang Surabaya Dyan Asra Al Fauzi, ST, MT, menuturkan, kami menyelenggarakan kegiatan Talk Show ini bekerjasama dengan PT Debindo Mitra Tama. Untuk tema kesehatan yang kami angkat, Sosialisasi Deteksi Dini Serta Langkah Pencegahan Penyakit TBC dan Kanker Payudara/Serviks.
“Tingginya angka TBC dan Kanker Payudara/Serviks di Indonesia menjadi prioritas penanganan oleh pemerintah, oleh karena itu IIDI sebagai organisasi yang bergerak di bidang medik sosial memandang perlu untuk turut serta mempelajari dan mensosialisasikan Penyakit TBC dan Kanker Payudara/ Serviks,” tuturnya di Pameran Batik Fashion Fair 2022.
Ditanya soal sasaran, dan tujuan kegiatan ini. Menurut Dyan kami sementara dilingkup internal anggota IIDI. Tidak menutup kemungkinan nanti kami melakukan kegiatan sosial kesehatan ke masyarakat.
“Talkshow ini merupakan salah satu program unggulan IIDI Cabang Surabaya.Tujuannya, agar anggota IIDI dan masyarakat dapat memahami bagaimana deteksi dini penyakit TBC dan Kanker Payudara/Serviks serta apa saja yang dapat dilakukan untuk pencegahannya,” paparnya.
dr. Arief Bakhtiar, SpP(K), FAPSR menerangkan TBC atau TB (Tuberculosis) merupakan suatu penyakit bakteri menular yang berpotensi serius yang terutama mempengaruhi paru-paru. Bakteri penyebab TB menyebar ketika orang yang terinfeksi batuk atau bersin.
“Ini membutuhkan diagnosis medis. Kebanyakan orang yang terinfeksi dengan bakteri yang menyebabkan tuberkulosis tidak memiliki gejala. Ketika gejala memang terjadi, biasanya berupa batuk (kadang-kadang ada bercak darah), penurunan berat badan, berkeringat di malam hari, dan demam,” terangnya.
Lanjut dr Arief, TB yang luput terdiagnosis dan TB tidak terobati. Yang kebal obat itu termasuk TB yang luput terdiagnosis. Batuk menerus selama 2 minggu lebih. Hampir semua penyakit yang menyerang saluran pernapasan akan menimbulkan gejala batuk, begitu pun dengan penyakit tuberkulosis.
“Fakta TB 10,4 juta kasus per tahun penyebab kematian terbanyak pada kasus HIV. Lebih dari 4 juta tidak terdiagnosis dan tidak terobati. Ini menurut data WHO Global tahun 2017. Batuk yang berlendir encer ini yang ada Bakteri, akan tersebar melalui udara. Batuk kental ini yang tidak ada bakteri. Batuk biasa pada umumnya sembuh dalam beberapa hari tanpa harus meminum obat tertentu atau melakukan perawatan,” jelasnya.
dr. Dwi Hari Susilo, Sp.B(K)Onk-KL memaparkan soal Kanker Payudara, bahwa di Indonesia kanker payudara merupakan keganasan tertinggi pada wanita. Data Globocan tahun 2020, jumlah kasus baru kanker payudara mencapai 68.858 kasus (16,6 persen) dari total 396.914 kasus baru kanker di Indonesia. Sejumlah 50 persen stadium lanjut. Sehingga kematiannya lebih dari 22 Ribu jiwa kasus.
“Angka kejadian terus meningkat usia penderita semakin muda. Biasanya 70 persen penderita datang ke dokter pada stadium III sampai IV. Ada beberapa penyebab terjadinya kanker payudara antara lain, faktor keturunan, gaya hidup, menstruasi dini, menopause yang tertunda. Masyarakat perlu waspada untuk mengetahui sejak dini mendeteksi kanker payudara,” jelasnya.
Dijelaskan dr. Dwi, wanita karir kanker rentan beresiko 70 persen terkena kanker payudara. Dibanding ibu rumah tangga atau wanita yang hanya staf bawah. Intinya penyebab kanker payudara terhadap wanita itu terutama wanita karir itu ada 5 yaitu tidak menyusui, menunda kehamilan, stress pekerjaan, polusi udara, dan kurang tidur.
“Cara pencegahan semua sakit itu dengan memperbaiki Pola Hidup yang sehat dan merubah Gaya Hidup sehat,” tandasnya. Kamis (17/11/2022)
Selain Talkshow kesehatan, IIDI juga membagikan paket handsanitizer dan masker gratis, serta flyer edukasi mengenai Penyakit TBC dan Kanker Payudara. Pada kegiatan ini ada sosialisasi cara cuci tangan yang benar melalui senam cuci tangan yang di pandu oleh ibu-ibu IIDI.
Harapannya, masyarakat tetap menjaga protokol kesehatan dengan menjaga kebersihan dan jangan lupa untuk menggunakan sanitizer jika jauh dari air untuk meminimalisasi penularan Covid-19. (M9)
Komentar