Bank Indonesia Gelar PTBI 2024, Sinergi Memperkuat Stabilitas dan Transformasi Ekonomi Digital

Bank Indonesia

Detiknews.id Jakarta – Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) 2024. Membahas tentang prospek ekonomi nasional 2025–2026 dan arah kebijakan strategis di tengah dinamika global yang semakin menantang.

Bank Indonesia menggelar PTBI 2024, dalam rangka Sinergi Memperkuat Stabilitas dan Transformasi Ekonomi Digital. Melalui YouTube, dihadiri Presiden Prabowo Subianto, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, PJU Bank Indonesia dan pelaku ekonomi.

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, menuturkan, terkait tantangan Global yang Kompleks. Disebutkan, lima tantangan global utama yang diperkirakan akan berdampak signifikan, pada perekonomian dunia pada 2025–2026.

“Tantangan tersebut meliputi perlambatan ekonomi global, tekanan inflasi, kenaikan suku bunga internasional, penguatan dolar AS, serta perubahan pola investasi yang mengarah pada penarikan modal dari negara berkembang,” tuturnya, Jum’at malam (29/11/2024)

Menurutnya, ekonomi global diperkirakan melambat, terutama di Amerika Serikat, Eropa, dan Tiongkok. Ketidakpastian geopolitik serta gangguan rantai pasok masih menjadi ancaman serius.

“Kami optimis bahwa Indonesia mampu menghadapi tantangan ini melalui sinergi kebijakan dan kolaborasi antar-lembaga untuk menjaga ketahanan ekonomi nasional,” jelasnya.

Perry juga memaparkan, tentang Proyeksi Ekonomi Indonesia 2025–2026. Perekonomian Indonesia diperkirakan tumbuh stabil dalam rentang 4,8–5,6 persen pada 2025 dan 4,9–5,7 persen pada 2026.

“Konsumsi domestik, investasi, dan ekspor diproyeksikan menjadi motor penggerak utama. Inflasi diperkirakan tetap terkendali pada level 2,5 persen plus-minus satu persen,” terangnya.

Untuk Proyeksi pertumbuhan kredit perbankan mencapai 13 persen, mencerminkan optimisme terhadap stabilitas sistem keuangan.

“Sinergi antara kebijakan moneter dan fiskal menjadi kunci untuk mengantisipasi dampak ketidakpastian global,” ujarnya.

Transformasi digital jadi fokus Bank Indonesia. Ekonomi digital mendapatkan perhatian khusus dalam pertemuan ini. Perry menyebut transaksi e-commerce, perbankan digital, dan penggunaan uang elektronik tumbuh pesat. Untuk mendukung tren ini, BI telah meluncurkan Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia 2025.

“Lima inisiatif utama, seperti sistem pembayaran terintegrasi, pengembangan rupiah digital, dan pusat data transaksi nasional, akan mendorong digitalisasi ekonomi yang inklusif,” jelas Perry.

BI juga berkomitmen, memperkuat digitalisasi UMKM dan mendorong ekonomi hijau, sebagai strategi menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan inklusi keuangan.

Terakhir, ditambahkan oleh Perry tentang Sinergi Kebijakan untuk Stabilitas Ekonomi.

Perry menegaskan, pentingnya kerja sama lintas lembaga untuk menjaga stabilitas ekonomi. Kebijakan suku bunga akan tetap stabil, dengan peluang penurunan jika inflasi terkendali. Selain itu, intervensi di pasar valuta asing akan dilakukan untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.

“Kolaborasi adalah kunci. Dengan sinergi, kita dapat menjaga stabilitas sekaligus mempercepat transformasi ekonomi,” katanya.

Bank Indonesia mengajak masyarakat untuk menuju Indonesia Emas 2045, Perry mengajak semua pihak untuk bersama-sama menghadapi tantangan global dan mendukung visi Indonesia Emas 2045.

“Sinergi dan kerja keras akan menjaga stabilitas ekonomi, mendorong pertumbuhan inklusif, serta mempertahankan kepercayaan dunia pada kebijakan moneter kita,” tandas Perry.

Pertemuan ini menjadi momentum penting bagi Bank Indonesia, untuk menetapkan strategi menghadapi dinamika global sekaligus memperkuat transformasi digital demi mewujudkan Indonesia yang lebih maju. (M9)

Komentar

Berita Terkait