Tanam Pohon Bakau, Hendani Sebut Untuk Tahan Abrasi Pantai dan Tempat Berpijahnya Biota laut

BELTIM — Dalam rangka menyongsong Hari Mangrove se-Dunia,v UPTD KPHP Gunung Duren Unit XIII Dinas Kehutanan Provinsi Bangkabelitung (Babel) melaksanakan kegiatan ‘Jumat Menanam’ dengan menanaman bibit Bakau dari kelompok pohon mangrove.

Menurut Kasi Perlindungan KSDAE, Pemberdayaan Masyarakat, Reklamasi Hutan, Rehabilisasi Hutan dan Lahan, Hendani S.Hut, penanaman bibit bakau ini diawali sejak dua bulan yang lalu di Hutan Lindung Pantai (HLP) Senusur Sembulu I kawasan Pantai Mudong Desa Selingsing Kecamatan Gantung Kabupaten Belitung Timur (Beltim) dalam kegiatan ‘Jumat Menanam’.

“Sesuai program kita kegiatan penanaman bibit bakau ini dilakukan dalam giat ‘Jumat Menanam’ di setiap hari jumat, dan kita melakukan kegiatan penanaman bakau ini menuju Hari Mangrove se-Dunia yang jatuh pada tgl 26 juli tahun 2020, ini sudah hampir dua bulan yang lalu tertanam 2000 bibit bakau di tambah penanaman hari ini ada sekitar 2500 bibit bakau lagi,”ujar Hendani kepada detikNews. Kamis (25/06/2020).

Lanjut Dia, untuk hari ini mungkin berkisar 500 pohon yang akan tertanam dari 2500 bibit bakau yang di siapkan, sisanya ditanam perminggu,dan walaupun hari ini bukan hari jumat tapi kegiatan penanaman bakau hari ini merupakan rangkaian kegiatan ‘Jumat Menanam’.

Hendani mengatakan kegiatan penanaman bakau ini manfaatnya untuk mencegah abrasi pantai dan tempat berpijahnya beberapa biota laut.

“Dengan kita menanaman bakau ini, yang pertama kita lihat akar bakau ini akar akar itu yang menahan gelombang gelombang dari laut untuk menahan abrasi pantai, yang kedua, ini tempat namanya kawasan mangrove adalah tempat berpijahnya ikan udang, kepiting, jadi diharapkan nanti mangrove kita subur, dan masyarakat, terutama disekitar tanaman Mangrove ini tidak jauh jauh untuk mencari udang kepiting dan ikan,”jelasnya.

Kata Dia, masyarakat sudah merasakan manfaatnya hutan mangrove, sehingga jika ada penanaman bakau, masyarakat turut membantu menanamnya.

“Misalnya kalau kami ada progam menanam bakau, masyarakat senang, jadi mau ikut membantu,ya kita lihat ada buktinya, kalau begitu ada tanaman mangrove pasti disitu banyak yang namanya ikan, udang, dan kepiting bersarang, kita melihatnya, dan menurut ahlinya juga serta masyarakat juga, kalau masyarakat ditanya kalau ada bakau itu banyak terdapat kepiting dan lain lainnya, karena bakau itu tempatnya berpijahnya ikan, kepiting dan udang, jika gak ada tanaman bakaunya, maka mungkin udang kepiting akan jauh itu mencarinya, tapi ketika pohon mangrove itu subur pasti banyak kepiting, ikan dan udangnya, bakaunya semakin tipis berarti kehidupan biota laut semakin sedikit juga,”bebernya.

Hendani mengharapkan kepada masyarakat untuk bersama sama saling menjaga dan memantau dari gangguan yang dapat menggangu keberlangsungan kehidupan bakau yang telah ditanam itu.

“Karena habitat penanaman bakau ini cocok, jangan di ganggu, kita saling jaga, kalau kita tanam kemudian takutnya di ganggu misalnya, ya itu kan mematikan bakau, kita jagalah bersama sama, dan kami minta tolong kepada masyarakat yang berkepentingan sehari hari di daerah ini ikut memantau juga, saling memantau dan menjaga agar supaya bakau yang kita tanam bisa bermanfaat,”ujarnya. (Salis)

Komentar

Berita Terkait