Guna Cari Bibit Muda, Askab Gelar Turnamen Sepak Bola U12

Detiknews.id.Tangerang – Guna mencari bibit muda didunia persepak bolaan. Asosiasi PSSI Kabupaten (ASKAB) Tangerang menggelar semifinal piala bergilir liga 1 usia 12 tahun, yang dibuka Januari 2019 di stadion Solear, di Kabupaten Tangerang, Minggu (28/4/19).
.
Sebanyak 20 club dari Sekolah Sepak Bola (SSB) di Kabupaten Tangerang yang terpilih untuk mengikuti turnamen yang dilaksanakan Askab Tangerang, dalam babak semifinal ada 4 club masuk final, turnamen memperebutkan piala bergilir ini  dimenangkan club Farmel.

Sementara itu, menduduki posisi kedua diraih Bhayangkara Tigaraksa FS, sedangkan Tunas Muda dari Cisauk mendapatkan peringkat ke 3, dan juara 4 digenggam Putra Tangerang.

Ketua ASKAB Kabupaten Tangerang, Eka Wibayu mengatakan, turnamen ini baru dilaksanakan kembali, setelah beberapa kali sempat terhenti, kolaborasi antara Askab PSSI dengan Asosisi Sekolah Sepak Bola Kabupaten Tangerang (ASSKAT ) melakukan kerjasama kegiatan askab junior link bisa berjalan kembali.

“Banyaknya SSB yang jadi  anggota ASSKAT, kurang lebih ada 64 SSB ini jadi optimisme kita, bahwa pembinaan usia dini sangat diminati anak-anak kita, terutama di Kabupaten Tangerang, ini adalah kegiatan yang sangat positive, terutama bagaimana mereka bisa tumbuh dengan sehat dari olahraga, serta bisa jadi prestasi untuk dirinya,” ucap Eka

Baca Juga
Lima Atlet Sepak Bola Tangerang Akan Berlaga di Eropa

Dalam turnamen ajang bergengsi sepak bola tingkat anak-anak. Eka berharap dengan bisa menghasilkan pemain-pemain usia dini yang berkualitas, serta lebih tinggi lagi levelnya, khusunya di Kabupaten Tangerang, untuk mengembangkan bakat dan cita-cita anak-anak didunia persepak bolaan.

“Mudah-mudahan kegiatan yang kita lakukan bisa ada bibit muda yang bagus, dan juga akan bawa nama baik daerah kita disepak bola. Selain itu juga, mereka bisa nyalurkan keahliannya lewat olahraga sepak bola ini,” inginnya.

Ketua harian ASSKAT, Edy Jayadi memaparkan, bahwa dirinya mempersiapkan turnamen memakan waktu hampir 4 bulan, dimulai dari babak penyisihan sampai grand final. Kendati demikian, kegiatan tersebut tertunda dengan pesta demokrasi 2019, walau akhirnya dilanjutan kembali dengan berjalan lancara.

“Persiapan kita cukup lama, cuma digrand final kita sempat terhambat dengan pemilihan umum, saat dihari tenang kita tidak boleh lakukan kegiatan, dan Allhamdulliah dari sejak 4 bulan kemarin kita bisa laksanakan liga 1 dan 2,” ujarnya.

Lanjut Edy menambahkan, kegiatan yang diselenggarakannya untuk piala liga Asosiasi PSSI Kabupaten Tangerang untuk usia 12 yang pertama digelar di tahun 2019, dalam pertandingan ajang bergengsi tersebut ASSKAT sebagai penyelenggara sepak bola anak-anak.

Baca Juga
Lima Atlet Sepak Bola Tangerang Akan Berlaga di Eropa

“Sepak bola anak-anak ini untuk liga ASKAB, dan allhamdulliah kami dari ASSKAT sebagai pelaksana yang dipercaya ASKAB PSSI Kabupaten Tangerang, yang ikut di liga 1 ada 20 tim, liga 2 ada 11 tim, Allhamdulliah 20 tim itu hasil seleksi dari Festival yang sebelumnya kita adain ada 32 tim,” lugasnya.

Niatnya melakukan pertandingan sepak bola antar anak-anak. Edy ingin mencari pemain yang bertalenta, yang arahannya kepada pembinaan usia dini, dan anak-anak yang diusia 12 ini bukan hanya berkancah disepak bola level Kabupaten Tangerang ataupun provinsi, tapi ketingkat nasional atau internasional.

“Kami dipembinaan atau liga ini yang diutamakan bukan hadiah, tapi kami nyediakan perlengkapan untuk SSB dan piala bergilir untuk Askab Kabupaten Tangerang, insya Allah untuk 2020 kita akan gelar liga 1 yang tidak degradasi, tapi liga 2 yang 4 tim sudah masuk ke liga satu sehingga pemain untuk di 2020 itu ada 24 tim, insya Allah pasca puasa kami akan adakan liga askab usia 14 dan 16 sekabupaten Tangerang,” jelasnya.

Baca Juga
Lima Atlet Sepak Bola Tangerang Akan Berlaga di Eropa

Sementara itu pelatih Tunas Cisauk, Ahmad Fauji mengaku menghadapi turnamen ini menggunakan sumberdaya anak didik yang memang benar-benar untuk menghadapi turnamen usia 10 dan 12 ini, untuk mencoba seberapa jauh penerapan anak-anak terhadap materi pertandingan yang diberikan pelatihnya.

“Kita ikuti  anjuran dari panitia Askab sendiri, bahwa happy play artinya biarkan mereka bermain, biarkan nalurinya tercipta sendiri tanpa intimidasi dari pelatihnya, seperti yang kita lihat ternyata mereka bisa terapkan setrategi dari pelatih, kedepannya kita harap baik untuk Askab,  turnamen ini bisa lebih banyak lagi diperluas dan diberi kesempatan untuk generasi muda, agar lebih banyak bermain,” ingin pria disapa Joy.

Joy menambahkan, Tunas cisauk baru berdiri 4-5 tahun belakangan ini dan dalam 5 tahun kita sudah bisa menggapai peringkat ke-3 untuk tournament di kabupaten ini sehingga kita dianggap sebagai kuda hitam atau kekuatan yang samar tidak kelihatan tiba-tiba naik untuk kasta peringkat sekabupaten,” pungkasnya

(nur) 

Komentar

Berita Terkait