Detiknews.id Surabaya – Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur terus mengembangkan program Generasi Berencana untuk meningkatkan penguatan program remaja sampai di tingkat desa. Hal ini dilatarbelakangi masih tingginya angka dispensasi nikah, tingginya kasus hamil pranikah pada remaja dan tingginya kasus yang sedang ditangani Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) perihal bulliying dan kekerasan seksual yang terjadi pada anak dan remaja khususnya di Jawa Timur.
Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur, Maria Ernawati mengatakan BKKBN merupakan lembaga yang diamanahkan untuk membentuk keluarga yang berhasil dengan menyasar keluarga dengan siklus hidup, artinya disana ada anak, ada remaja, ada Pasangan Usia Subur, hingga orang tua atau lansia.
“Ranah kita adalah untuk pencegahan atau preventifnya dan ini yang mengharuskan kami untuk kolaborasi dengan multi sektor. Kami mengucapkan terima kasih kepada Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) dan langkah berikutnya tentu saja kita akan melakukan kerjasama,” ucapnya usia menerima dan berdialog dengan KPAI Jatim di Kantor Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur, Selasa (21/02/23).
Erna menambahkan dalam Kerjasama tersebut tentu akan jelas siapa berbuat apa, KPAI melakukan apa dan BKKBN Provinsi Jawa Timur melakukan apa. Termasuk data atau strategi sebagai upaya pencegahan dari kasus-kasus anak, terutama pemerintah harus hadir untuk keluarga.
“Peran pemerintah tidak cukup karena keterbatasan SDM maupun anggaran. Dari Komnas-Komnas inilah kami berharap ada satu Gerakan yang lebih implementatif lagi di lapangan. Sehingga apa yang kita harapkan bersama, bahwa anak itu terlindungi, keluarga akan bahagia itu menjadi sasaran utama kami,” ujarnya.
Erna menambahkan dalam perbincangan yang sangat menarik dengan KPAI Jatim, BKKBN Jatim tertarik untuk mengembangkan program Generasi Berencana yang sudah sampai saat ini berjalan. Evaluasi program GenRe selama ini masih ada di tingkat Kabupaten/Kota, untuk itu, di tahun 2023 BKKBN Jatim akan mengembangkan terbentuknya Generasi Berencana hingga di tingkat Kecamatan atau Desa.
“Kami berharap program GenRe ini bisa sampai di tingkat RW. Banyak informasi menarik dari KPAI yang bisa diadopsi dan diterapkan di program GenRe,” urainya.
Ditempat yang sama, Ketua Sekjen Komnas Anak Jawa Timur, Syaiful Bachri mengatakan Komnas Anak Provinsi Jawa Timur hadir ke kantor Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur dan bertemu dengan Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur, Ibu Maria Ernawati karena kasus-kasus yang kami hadapi tidak bisa kami selesaikan sendiri.
“Setelah pandemi, terjadi suatu lonjakan yang luar biasa. Bahwa posisi anak-anak di Indonesia, di Jawa Timur dan khususnya di Kota Surabaya tidak dalam kondisi baik-baik saja,” papar pria yang juga menjabat sebagai Ketua Komnas Anak Surabaya.
Sehingga, sambung Saiful, perlu peran serta dari semua pihak, baik dari pihak Komnas Perlindungan anak maupun dari BKKBN. (D1)
Komentar