Detiknews.id Sidoarjo – Forum Group Discussion (FGD) berada di Gedung Serbaguna Mapolresta Sidoarjo. Tim Div Humas Polri disambut baik oleh Kapolresta Sidoarjo Kombes Pol Sumardji. Tema kegiatan, Pencegahan Penanggulangan Paham Radikal dan Terorisme di Wilayah Kabupaten Sidoarjo.
Selain dihadiri oleh Kapolresta Sidoarjo Kombes Pol Sumardji, hadir pula Kabag Penum Div Humas Polri, Kombes Pol Dr. Ahmad Ramadhan beserta tim, Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Gatot Repli Handoko, Dir Intelkam Polda Jatim, BNPT (Densus 88 ATT), dan Eks teroris Muhammad Yusuf dan Sahrul Munib, sebagai nara sumber.
Serta para instansi terkait seperti, Bakesbangpol Kabupaten Sidoarjo, Kepala Kemenag Kabupaten Sidoarjo, dan juga para tokoh agama Kabupaten Sidoarjo yakni, Ketua PC NU Kabupaten Sidoarjo, Ketua PD Muhammadiyah Kabupaten Sidoarjo dan Ketua MWC NU se-Kabupaten Sidoarjo.
Saat memberikan sambutan, Kombes Pol Ahmad Ramadhan menyatakan, bahwa diskusi ini berfokus pada memerangi Terorisme dan mencegah paham Radikalisme masuk ke Indonesia, khususnya di Sidoarjo, Jawa Timur.
Kedatangan Tim Div Humas Polri di Jawa Timur, khususnya di Polresta Kabupaten Sidoarjo ini, dalam rangka melihat secara langsung kegiatan kontra radikal.
Beberapa hari lalu Polri telah merilis penangkapan terduga teroris sebanyak 22 orang di Jawa Timur. Ini berasal dari Kabupaten Sidoarjo, sebelumnya juga telah menangkap teroris di Makassar, Gorontalo dan Lampung.
“Pada beberapa waktu lalu, Mabes Polri telah merilis 22 orang terduga teroris yang ditangkap di Jawa Timur. Salah satu lokasi penangkapannya ada di Kabupaten Sidoarjo,” kata Kombes Pol Dr. Ahmad Ramadhan, saat memberikan sambutan di gedung serba guna Polresta Sidoarjo. Selasa (09/03/2021)
Ada dua kelompok jaringan teroris di Indonesia. Yang pertama jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) dan Jemaah Islamyah. Kelompok atau jaringan teroris jamaah islamyah terafeliasi dengan kelompok teroris Al Qaeda, sedangkan kelompok teroris jamaah JAD terafiliasi dengan ISIS.
Bertujuan, untuk memberikan ketahanan terhadap paham-paham radikal yang merupakan bibit-bibit aksi terorisme di Indonesia. Pemahaman radikal bisa tumbuh dan berkembang.
“Kegiatan ini digelar untuk memberi ketahanan masyarakat terhadap paham-paham radikalisme dan aksi terorisme”, tambahnya.
Terorisme dan radikalisme seperti sel-sel yang tidur yang suatu saat akan bangun dan bangkit yang membahayakan orang banyak atau masyarakat.
Di lingkungan Polri ada Densus 88, dalam hal penegakan hukum dalam aksi-aksi terorisme. Namun pola pencegahan perlu dilakukan oleh Polri dengan cari preventif maupun preemtif, yaitu upaya pencegahan terhadap paham radikalisme dan terorisme di Indonesia.
Diharapkan, tokoh-tokoh masyarakat yang diundang ini untuk bersama-sama membantu Polri memerangi aksi terorisme di Indonesia. (M9)
Komentar