Detiknews.id Demak – Korporasi Petani menjadi program prioritas bagi Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL). Terkait ini meninjau penggilingan padi atau Rice Milling Unit (RMU) Korporasi Petani Koperasi Serba Usaha (KSU) Citra Kinaraya di Desa Mlantiharjo, Kecamatan Gajah, Kabupaten Demak.
Sesuai arahan Presiden Jokowi, dalam rangka menggairahkan tumbuh kembang korporasi petani di berbagai daerah guna meningkatkan nilai tambah, daya saing, pengembangan produk turunan dan meningkatkan kesejahteraan petani yang maju, mandiri dan modern.
RMU Korporasi Petani KSU Citra Kinaraya, membina para petani untuk memproduksi aneka beras khusus dari varietas padi yang diciptakan sendiri. Seperti beras hitam, beras sultan wangi pulen, beras merah, beras genki, beras cokat dan beras melati (ameka susi).
Beras dipasarkan sendiri ke seluruh Indonesia dengan harga jual Rp 16 ribu hingga Rp 25 ribu per kilogram sehingga margin yang tinggi dinikmati langsung petani.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan menindak lanjuti arahan Presiden Jokowi, penumbuhan korporasi petani menjadi program prioritas yang harus diwujudkan untuk membangun proses bisnis dari hulu ke hilir yang menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi nasional dalam menghadapi tantangan di Pandemi Covid-19.
Korporasi petani juga ditargetkan berimplikasi pada penumbuhan semangat generasi milenial untuk terjun memajukan sektor pertanian yang inovatif dan berdaya saing.
“Korporasi Citra Kirana di Demak ini merupakan pioner yang mampu berkreasi berbagai komoditas dan kelompok tani, yang disatukan dalam satu korporasi. Korporasi seperti ini yang diminta Bapak Presoden Jokowi untuk kita tumbuh kembangkan ke semua daerah,” katanya.
Syahrul menekankan pengembangan korporasi ke depan akan diperluas dimensinya. Tidak hanya mengelola seluruh produksi usaha tani dengan teknologi modern, pengolahan, budidaya, pasca panen dan pemasaran. Selain itu, mampu menciptakan produk turunan dari komoditas yang ada.
“Tugas saya dan Pak Bupati ke depan sepengetahuan Pak Gubernur, korporasi ini bisa membuat produk turunan dari beras, misalnya chemical, minyak, tepung bahkan bedak. Ini bisa saja kita ciptakan untuk memberi nilai tambah, kesejahteraan petani dan tingkatkan pertumbuhan ekonomi,” terangnya.
“Tujuan utama dalam pengembangan korporasi ini adalah mengokohkan ketahanan pangan kita, kalau kebutuhan nasional sudah terpenuhi apalagi beras berbeda dengan negara lain. Karena kita negara tropis, aroma beras kita sangat disukai oleh negara lain, maka kita lakukan ekspor,” pintanya.
Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi menambahkan Kementan telah menjalankan Program Propaktani (Program Pengembangan Korporasi Tanaman Pangan) guna secara nyata menggeliatkan penumbuhan korporasi petani.
Selain di Demak, pola korporasi petani sudah berjalan di beberapa lokasi seperti di Tuban, Lampung, Kalsel, Sulut, Lombok dan lainnya dan tahun ini akan direplikasi di 130 Kabupaten. Saat ini sudah terbentuk 21 korporasi di 21 kabupaten.
“Korporasi petani adalah langkah nyata sebagai upaya pemerintah mengantipasi dan melakukan stabilisasi harga jual. Karena petani tidak lagi menjual dalam bentuk gabah, namun beras. Pada musim panen petani mendapat jaminan harga yang menguntungkan, tidak di bawah harga pembelian pemerintah dan terlebih harga tidak lagi ditentukan tengkulak,” ujarnya.
Ditempat yang sama, Pengelola korporasi petani KSU Citra Kinaraya Heri Sugiartono menambahkan, apresiasi dukungan dari pemerintah melalui Kementerian Pertanian. Bantuan untuk pengembangan korporasi petani sangat dirasakan manfaatnya seperti alat dan mesin pertanian diantaranya combine harvester, vertical dryer dan RMU.
“Dengan kedatangan Bapak Menteri Pertanian, mendukung agar korporasi ini lebih berkembang dan bermanfaat untuk para petani. Tidak hanya produksi, pemasaran untuk ekspor bahkan kami kembangkan produk turunan beras siap dibantu penuh,” tutur Heri.
Perlu diketahui, korporasi petani KSU Citra Kinayara ini mengembangkan padi di Kabupaten Demak ± 100 hektar. Selain itu membina petani di kabupaten Pati, Sragen, Banyumas Purwodadi, Kudus dan Kendal. Kapasitas RMU hingga 5 ton per hari dalam 1-2 bulan mencapai 100 ton beras. (Andy)
Komentar