Detiknews.id Surabaya – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Jawa Timur gandeng Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Jawa Timur, Kantor LPS II Jawa Timur dan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) di Provinsi Jawa Timur. Menggelar Media Briefing dengan tema “Penguatan Sinergi untuk Menjaga Stabilitas dan Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur yang Berkelanjutan : Transformasi Menuju Indonesia Emas”.
![](https://detiknews.id/wp-content/uploads/2025/02/Screenshot_20250208_203902_Gallery.jpg)
Sinergitas BI bersama OJK, Kemenkeu dan LPS II, dibuka oleh KPw BI Jatim dilanjutkan. Dengan paparan materi oleh masing-masing Lembaga dan dihadiri oleh 65 Jurnalis Media di Jawa Timur.
Dalam paparannya, Erwin Gunawan Hutapea menyatakan ekonomi Jawa Timur 2024 terjaga baik, tumbuh sebesar 4,93 persen (yoy). Kinerja ekonomi utamanya, ditopang oleh komponen investasi sejalan dengan peningkatan investasi non-bangunan, penyelesaian Proyek Strategis Nasional (PSN) pada awal tahun 2024, serta berlanjutnya proyek konstruksi swasta di Kawasan Industri/KEK.
“Secara sektoral, membaiknya ekonomi Jawa Timur didorong oleh sektor perdagangan dan akomodasi, makan, dan minum, serta konstruksi,” jelasnya, Jum’at sore (07/02/2025)
Menurutnya, kuatnya pertumbuhan ekonomi Jawa Timur 2024 didukung oleh terkendalinya inflasi sebesar 1,51 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 2,92 persen (yoy) dan inflasi nasional sebesar 1,57 persen (yoy).
“Inflasi yang terkendali tersebut sejalan dengan koordinasi TPID yang dirumuskan dalam kerangka pengendalian inflasi JATIM SIGATI,” ungkapnya.
Sejalan dengan capaian kinerja ekonomi Jawa Timur 2024, Kepala Kantor OJK Jawa Timur, Yunita Linda Sari menyampaikan, bahwa kinerja perbankan menunjukkan pertumbuhan yang solid dengan peningkatan kredit sebesar 8,04 persen (yoy) mencapai Rp 614 triliun dan Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 4,73 persen (yoy) menjadi Rp 790 triliun.
“Stabilitas perbankan juga tercermin dari rasio NPL yang turun menjadi 2,88 persen dan CAR yang kuat sebesar 29,58 persen. Ketahanan perbankan terhadap risiko likuiditas terjaga sebagaimana tercermin dari AL/DPK sebesar 15,01 persen dan AL/NCD sebesar 68,58 persen. Ini solidnya kinerja perbankan 2024, yang sejalan dengan capaian kinerja pasar modal, Industri Keuangan Non-Bank, Dana Pensiun, dan Perusahaan Pembiayaan yang membaik,” paparnya.
Kepala Perwakilan Kementerian Keuangan Jawa Timur, Dudung Rudi Hendratna menyampaikan, bahwa hingga akhir 2024, belanja APBN di Jawa Timur tumbuh kuat ditopang oleh pertumbuhan Belanja Kementerian/ Lembaga sebesar 13,74 persen.
“Pertumbuhan belanja seiring dioptimalkannya APBN sebagai Shock Absorber, antara lain melalui peningkatan bidang konektivitas dan prasarana umum, bantuan sosial, dan pilkada serentak. Kuatnya kinerja belanja sejalan dengan realisasi pendapatan pajak, kepabeanan dan cukai, serta PNBP yang melampaui target yang ditetapkan sampai dengan akhir tahun 2024,” terangnya.
Pada kesempatan ini, Kepala LPS II Provinsi Jawa Timur, Bambang S. Hidayat, menyampaikan, bahwa LPS menjamin penuh lebih dari 608 juta rekening simpanan nasabah di Bank Umum dan 15,8 juta rekening di BPR/BPRS atau mencakup 99,9 persen dari total rekening.
“Kuatnya perekonomian Jawa Timur 2024, dan terjaganya stabilitas sistem keuangan akan berlanjut pada 2025,” jelasnya.
Ditambahkan oleh Erwin, dengan memperhatikan tantangan dan peluang yang ada, prospek ekonomi Jawa Timur 2025 diprakirakan akan terus membaik, tumbuh pada kisaran 4,7-5,5 persen (yoy), dengan inflasi yang tetap terkendali pada rentang sasaran nasional 2,5±1 persen”, pungkas Erwin Gunawan Hutapea.
Ke depan, BI, OJK, Kementerian Keuangan, dan LPS II Jawa Timur berkomitmen dalam menjaga stabilitas dan mendorong ekonomi Jawa Timur. Melalui penguatan sinergi, inovasi, dan kebijakan yang pro-growth. Keempat lembaga optimis dapat berkontribusi signifikan dalam mencapai target pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan, sejalan dengan visi besar Indonesia Emas 2045. (M9)
Komentar