KAI Daop 8 Surabaya Gandeng Komunitas Begandring, Gelar Teatrikal Peristiwa Heroik 79 Tahun Lalu

Kereta Api Terakhir Surabaya

Detiknews.id Surabaya – KAI Daop 8 Surabaya, menggandeng komunitas Begandring Surabaya. Menggelar teatrikal Peristiwa Heroik 79 Tahun lalu, pada Bulan November 1945. Teatrikal menceritakan sejarah “Kereta Api Terakhir Surabaya” di Stasiun Surabaya Gubeng sisi barat, Minggu (17/11/2024).

KAI Daop 8 Surabaya menggandeng Komunitas Begandring menggelar teatrikal mengenang jasa pahlawan / M9

Executive Vice President KAI Daop 8 Surabaya, Wisnu Pramudyo, mengatakan teatrikal ini melibatkan 100 peserta, dari komunitas Begandring serta 200 peserta yang merupakan pekerja Daop 8 Surabaya.

“Teatrikal ini bertujuan untuk mengenalkan nilai-nilai perjuangan dan patriotisme warga Surabaya, pada saat terjadinya perang di Kota Surabaya pada tanggal 17 – 20 November 1945,” jelasnya.

KAi Daop 8 Surabaya menggandeng Komunitas Begandring menggelar teatrikal mengenang jasa pahlawan / M9

Teatrikal ini menceritakan dalam aksi penyelamatan sekitar 3.000 korban dan pasien RS Simpang ke luar Kota Surabaya. Menjadikan Stasiun Surabaya Gubeng, sebagai titik tolak keberangkatan.

Menurutnya, KAI Daop 8 Surabaya berharap, teatrikal “Kereta Api Terakhir Surabaya” ini untuk menyampaikan pesan moral kepahlawanan para pejuang Kota Surabaya. Kepada calon pelanggan yang saat ini didominasi oleh Generasi Milenial, maupun Gen-Z.

“Kereta Api Terakhir Surabaya, bukan hanya sekedar drama sejarah. Tetapi juga sebuah refleksi tentang keberanian, solidaritas, dan perjalanan para Pejuang dari Kota Surabaya, dalam menghadapi ketidakpastian dan kesulitan,” terangnya.

Untuk diketahui, cerita Kereta Api Terakhir Surabaya :

Reka ulang Kereta Api Terakhir Surabaya, dilakukan untuk menghormati jasa besar Jawatan Kereta Api dan Tenaga Kesehatan. Mereka melakukan evakuasi total 3.000 korban, pertempuran Surabaya dari Rumah Sakit Simpang ke Stasiun Gubeng. Untuk selanjutnya menuju ke daerah aman.

Evakuasi dilakukan selama 3 malam, mulai jam 19.00 hingga 02.00 dari tanggal 17 hingga 20 November 1945, ditengah bayang-bayang tembakan mortir dan meriam Inggris serta dalam keadaan gelap gulita evakuasi dilakukan.

Hanya nyala temaran lilin didalam Stasiun Gubeng yang menjadi penerang utama, tandu-tandu berisi korban dan perlengkapan Chirug. Alat-alat kesehatan diangkut menuju Stasiun Gubeng, berjejas-jejas Kereta Api Revolusi silih berganti keluar masuk Stasiun.

“Pada hari ini, Minggu, 17 November 2024, kita melakukan reka ulang peristiwa yang benar-benar terjadi di Surabaya. Yaitu,  ditanggal yang sama 79 tahun lalu,” pungkasnya. (M9)

Komentar

Berita Terkait