Detiknews.id Surabaya – Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Jawa Timur menggelar Pelantikan dan Musykerwil I PW ISNU Jatim di Surabaya. Menghadirkan Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.
ISNU adalah Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama, sebuah organisasi yang merupakan badan otonom Nahdlatul Ulama (NU) yang berfungsi membantu melaksanakan kebijakan NU pada kelompok sarjana dan kaum intelektual. Didirikan di Surabaya pada 19 November 1999.
ISNU baru ditetapkan sebagai Badan Otonom NU pada Muktamar ke-32 NU di Makassar tahun 2010. Sebagai wadah sarjana NU, keanggotaan ISNU meliputi seluruh sarjana NU atau orang yang dianggap berjasa kepada NU. Kepengurusan ISNU berada di tingkat Pusat, Wilayah, Cabang/ Cabang Istimewa, dan Wakil Cabang.
Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin menegaskan bahwa Nahdlatul Ulama (NU) sebagai organisasi besar memiliki tugas besar untuk umat/bangsa dan negara ini dan tugas besar NU itu ada di pundak Ikatan Sarjana NU (ISNU).
“Dulu, jihad NU itu dengan perjuangan para ulama, tapi jihad NU ke depan adalah membangun umat dan kemanusiaan,” tuturnya. Sabtu (23/12/2023).
Selain itu, kegiatan acara juga ditandai dengan peluncuran buku “No One Left Behind” karya Gubernur Jatim Hj Khofifah Indar Parawansa itu.
Wapres mengaku bangga dengan ISNU sekarang, terutama ISNU Jatim, karena banyak guru besar dalam kepengurusannya, padahal NU di masa lalu tidak mempunyai profesor/doktor.
“Alhamdulillah, NU akan besar dengan potensi sarjana, intelektual, dan profesional yang ada, karena orang berilmu itu memiliki Qolbun Salim atau hati yang bersih, sikapnya tidak asal comot, suka membandingkan banyak hal, dan membawa NU sebagai organisasi perbaikan,” katanya.
Di hadapan 1.000 lebih pengurus ISNU se-Jatim, Ketua Umum PP ISNU Prof H Ali Masykur Moesa, MenpanRB Abdullah Azwar Anas, tokoh NU dari PBNU Prof Mohammad Nuh, dan sejumlah konsul dari Australia, AS, dan Jepang.
Wapres menyebutkan ISNU mengemban empat tugas NU sebagai organisasi besar dan terbesar di dunia.
“Empat tugas besar NU atau jihad NU ke depan yang diemban ISNU adalah pemberdayaan SDM; pemberdayaan umat dalam akidah, pendidikan, ekonomi, dan sebagainya; tanggung jawab kebangsaan; dan tanggung jawab global,” katanya.
Khusus tanggung jawab kebangsaan adalah bagaimana meng-NU-kan dunia, dengan konsep-konsep yang menyelamatkan umat dan dunia dari paham dan gerakan yang menyimpang/ekstrem menuju gerakan wasathitah atau moderat.
“Jihad NU ke depan yang diemban ISNU dalam tanggung jawab kebangsaan itu terkait cinta Tanah Air atau hubbul wathon minal iman untuk kebesaran Indonesia menuju Indonesia Emas 2045,” katanya.
Untuk tanggung jawab global ada empat bidang yang perlu direspons yakni perang (diplomasi damai), perubahan iklim (lingkungan), pandemi/kesehatan (COVID-19), dan teknologi (AI/digitalisasi).
Dalam kesempatan itu, Ketua PW ISNU Jatim Prof M Mas’ud Said PhD memaparkan ISNU Jatim saat ini mengembangkan keanggotaan pada sejumlah PTN/PTS dan beberapa pesantren besar yang memiliki perguruan tinggi.
“Ke depan, kami akan mengembangkan ISNU secara lembaga/sistem hingga ke kampus di dalam dan luar negeri serta sejumlah pesantren. Kami tidak akan fokus pada personal, tapi bagaimana SDM yang ada justru membangun ISNU secara sistemik untuk kebesaran organisasi, baik ISNU maupun NU,” katanya. (M9)
Komentar