Detiknews.id Banyuwangi – Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Timur, Dra. Maria Ernawati, M.M diwakili oleh Yuni Dwi Tjadikijanto, S.E selaku Pembina Program KSPK Perwakilan BKKBN Jawa Timur. Membuka kegiatan Penguatan Program Pembangunan Keluarga melalui Edukasi Kespro dan Gizi bagi Remaja bersama Mitra Kerja. Kegiatan ini dilaksanakan di Aula STIKES RUSTIDA, Kecamatan Glenmore, Banyuwangi, Senin (18/12/2023).
Penguatan Program Pembangunan Keluarga dihadiri, Henik Setyorini, AP, M.Si, selaku Kepala Dinas Sosial PPKB Kabupaten Banyuwangi, Direktur STIKES RUSTIDA dan 250 orang dari pengurus PIK-Remaja, Saka Kencana, Karang Taruna dan Insan GenRe yang ada di wilayah Kabupaten Banyuwangi.
Henik Setyorini selaku Kepala Dinas Sosial PPKB Kabupaten Banyuwangi dalam sambutannya, memberikan semangat dan motivasi kepada seluruh remaja yang hadir.
“Remaja hari ini adalah penentu masa depan. Majunya suatu negara di masa yang akan datang ditentukan oleh bagaimana remaja hari ini disiapkan dan diberdayakan,” kata Henik.
Lanjutnya, selain itu, penting bagi kita untuk menumbuhkan rasa empati antar sebaya. Raih cita-cita kalian dengan tidak menikah di usia dini, tidak seks pranikah, tidak menggunakan NAPZA, tidak melakukan bullying dan tidak melakukan perilaku beresiko lainnya.
“Untuk itu, Ibu mengingatkan kepada anak-anakku semua untuk terus semangat belajar, mencoba hal baru dan tidak takut gagal,” tandas Henik.
Mewakili Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Timur, Yuni Dwi Tjadikijanto, S.E., selaku Pembina Program KSPK, dalam sambutannya menyampaikan bahwa dalam upaya penurunan angka stunting diperlukan berbagai terobosan.
“Jumlah Remaja di Jawa Timur usia 10-24 tahun (Update data BPS) berjumlah 9.134.061 Jiwa. Data menunjukan bahwa usia kawin pertama di Jawa Timur pada perempuan, baru mencapai 19,13 tahun (SDKI, 2017). Sedangkan yang kita harapkan usia kawin pertama perempuan adalah 21 tahun dan laki-laki 25 tahun,” kata Yuni Dwi Tjadikijanto.
Ditambahkan, selain data tersebut, berdasarkan Data Survei Status Gizi Balita Indonesia (2021) menunjukkan bahwa Angka Prevalensi Stunting di Indonesia adalah 24,4 persen dan di tahun 2022 turun menjadi 21,6 persen (Data SSGI Tahun 2022), Jawa Timur sebesar dari 23,5 persen turun menjadi 19,2 persen.
“Kepada adik-adik PIK Remaja ataupun Insan GenRe, saya berharap adik-adik remaja dapat menjadi influencer bagi teman sebaya untuk tidak nikah muda. Karena kita tahu, bahwa menikah butuh kesiapan fisik, psikis, pendidikan, ekonomi dan lain sebagainya,” kata Yuni.
“Setidaknya, selain menyiapkan fisik dan psikis, adik-adik harus menempuh pendidikan setinggi-tingginya. Kemudian setelah lulus di pendidikan yang diinginkan, maka lanjutkan dengan mendapatkan pekerjaan. Setelah itu adik-adik remaja bisa dikatakan siap untuk melanjutkan pada jenjang pernikahan,” tambahnya.
Setelah acara pembukaan, kegiatan dilanjutkan dengan pemaparan materi dari Ketua Tim Kerja BKR Perwakilan BKKBN Jawa Timur, Yuyun Evriana S. S.E. Narasumber kedua adalah dr. Juwana yang menjelaskan tentang kesehatan reproduksi dan pencegahan stunting. Narasumber ketiga adalah Ibu Vina Meidhityaningrum, A.Md.Gz yang menyampaikan tentang Kebutuhan Gizi Remaja. (M9)
Komentar